Kamis, 31 Mei 2012

Pedagogi


Pedagogi adalah ilmu atau seni dalam menjadi seorang guru. Istilah ini merujuk pada strategi pembelajaran atau gaya pembelajaran.
Pedagogi juga kadang-kadang merujuk pada penggunaan yang tepat dari strategi mengajar. Sehubungan dengan strategi mengajar itu, filosofi mengajar diterapkan dan dipengaruhi oleh latar belakang pengetahuan dan pengalamannya, situasi pribadi, lingkungan, serta tujuan pembelajaran yang dirumuskan oleh peserta didik dan guru. Salah satu contohnya adalah aliran pemikiran Sokrates.
Kata "pedagogi" berasal dari Bahasa Yunani kuno παιδαγωγέω (paidagōgeō; dari παίς país:anak dan άγω ági: membimbing; secara literal berarti "membimbing anak”). Di Yunani kuno, kata παιδαγωγός biasanya diterapkan pada budak yang mengawasi pendidikan anak tuannya. Termasuk di dalamnya mengantarnya ke sekolah (διδασκαλείον) atau tempat latihan (γυμνάσιον), mengasuhnya, dan membawakan perbekalannya (seperti alat musiknya).
Kata yang berhubungan dengan pedagogi, yaitu pendidikan, sekarang digunakan untuk merujuk pada keseluruhan konteks pembelajaran, belajar, dan berbagai kegiatan yang berhubungan dengan hal tersebut.
Malcolm Knowles mengungkapkan istilah lain yang mirip dengan pedagogi yaitu andragogi, yang merujuk pada ilmu dan seni mendidik orang dewasa.

Apa itu pedagogik?




Bagi pendidik, istilah ini pasti sudah tidak asing lagi, dan ilmunya menjadi sebuah acuan dalam praktek mendidik anak. Jika dilihat dari segi istilah, pedagogik sendiri berasal dari bahasa Yunani Kuno, yaitu paedos (anak) dan agogos (mengantar, membimbing, memimpin). Dari dua istilah diatas timbul istilah baru yaitu paedagogos dan pedagog, keduanya memiliki pengertian yang hampir serupa, yaitu sebutan untuk pelayan pada zaman Yunani kuno yang mengantarkan atau membimbing anak dari rumah ke sekolah setelah sampai di sekolah anak dilepas, dalam pengertian pedagog intinya adalah mengantarkan anak menuju pada kedewasaan.
Istilah lainnya yaitu Paedagogia yang berarti pergaulan dengan anak, Pedagogi yang merupakan praktek pendidikan anak dan kemudian muncullah istilah Pedagogik yang berarti ilmu mendidik anak.
Lalu apa yang menjadi kesalahpahaman istilah Pedagogik?
Kadang sebagian orang mengartikan bahwa pedagogik merupakan ilmu pendidikan, pemaknaan ini tidak berarti salah namun juga tidak sepenuhnya benar, mengapa? Karena jika ditinjau dari makna pendidikan secara luas maka Pendidikan adalah hidup. Lebih tepatnya segala pengalaman di berbagai lingkungan yang berlangsung sepanjang hayat dan berpengaruh positif bagi perkembangan individu.
Dari pengertian diatas maka bisa dipahami ada beberapa tingkatan dalam pendidikan, sehingga menimbulkan cabang ilmu pendidikan yang dikembangkan para ahli yaitu pendidikan pada anak yang disebut Pedagogik, ilmu pendidikan bagi orang dewasa yang disebut Andragogi serta pendidikan bagi ilmu pendidikan manula yang disebut Gerogogi.

Jelaslah bahwa Pedagogik terbatas pada ilmu pendidikan anak atau ilmu mendidik anak. Maka timbul pertanyaan lain, kapankah seorang anak masuk dalam kawasan pedagogik? Menurut M.J. Langeveld, pendidikan baru terjadi ketika anak telah mengenal kewibawaan, syaratnya yaitu terlihat pada kemampuan anak memahami bahasa, karena sebelum itu dalam pedagogik anak tidak disebut telah dididik yang ada adalah pembiasaan. Sedang batas atasnya yaitu ketika anak telah mencapai kedewasaan atau bisa disebut orang dewasa.
Jadi, pengertian bahwa pedagogik adalah ilmu pendidikan berarti benar dalam pengertian pendidikan pedagogik, namun berarti salah jika mengacu pada makna pendidikan secara luas.
Kemudian, mengapa Pedagogik diperlukan? Padahal pedagogik yang merupakan rangakaian teori kadang berlainan dengan praktek di lapangan? Ada dua alasan yang melandasinya, yaitu bahwa pedagogik sebagai suatu sistem pengetahuan tentang pendidikan anak diperlukan, karena akan menjadi dasar bagi praktek mendidik anak. Selain itu bahwa pedagogik akan menjadi standar atau kriteria keberhasilan praktek pendidikan anak. Kedua, manusia memiliki motif untuk mempertanggungjawabkan pendidikan bagi anak-anaknya, karena itu agar dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah, praktek pendidikan anak memerlukan pedagogik sebagai landasannya agar tidak jadi sembarangan.
Untuk meyakinkan lebih jauh, pedagogik secara jelas memiliki kegunaan diantaranya bagi pendidik untuk memahami fenomena pendidikan secara sistematis, memberikan petunjuk tentang yang seharusnya dilaksanakan dalam mendidik, menghindari kesalahan-kesalahan dalam praktek mendidik anak juga untuk ajang untuk mengenal diri sendiri dan melakukan koreksi demi perbaikan bagi diri sendiri.
Pedagogik perlu dipelajari bahkan jika bisa untuk setiap orang, tanpa terbatas pada identitas sebagai calon guru. Karena sebenarnya kita semua akan atau mungkin anda yang telah memiliki keluarga telah menjadi seorang pendidik. Saya menyadari dan mengetahui pada dasarnya manusia mempunyai naluri untuk mendidik tanpa mempelajari teori, buktinya banyak orang tua berhasil mendidik anak mereka sampai kesuksesan, tanpa mempelajari pedagogik, namun teoripun lahir dari praktek di lapangan.
Lalu apakah dengan mempelajari pedagogik dan mempraktekannya dapat mendidik anak sehingga anak dapat mencapai kesuksesan? Jawabannya adalah bisa, karena tujuan pedagogik adalah memanusiakan manusia, menjadikan seseorang dewasa demi kebahagiaan dalam menjalani kehidupan. Kesuksesan ini jangan terus dikurung dalam artian pada kemapanan materi dari pandangan kita sebagai seorang pendidik sejati, tapi hakikatnya adalah menjadikan kesuksesan itu sebagai keberhasilan dalam menanamkan pada diri seseorang kebahagiaan dalam menjalani hidup dengan mengaplikasikan seperti misalnya mematuhi norma-norma yang ada pada masyarakat. Intinya, menjadikan seseorang menjalani hidup dengan bahagia.

Jumat, 18 Mei 2012

Test Kepribadian MBTI Tipe INFP

Pada mata kuliah kepribadian, saya dan teman-teman mempelajari berbagai jenis tipe kepribadian. Dosen pengampu mata kulia epribadian menyarankan kami untuk mengikuti test kepribadian MBTI. Hasil test saya mengatakan bahwa saya adalah seorang INFP. Berikut adalah penjelasan dari tipe kepribadian INFP.

The Idealist
INFP memfokuskan banyak energi mereka pada dunia batin dikuasai oleh perasaan yang sangat kuat dan etika yang dipegang teguh. Mereka mencari kehidupan eksternal yang sesuai dengan nilai-nilai ini. Setia kepada rakyat dan penyebab penting bagi mereka, INFPs dapat dengan cepat melihat peluang untuk melaksanakan cita-cita mereka. Mereka ingin tahu untuk memahami orang di sekitar mereka, dan begitu juga menerima dan fleksibel kecuali ketika nilai-nilai mereka terancam.
INFP menikmati percakapan dalam suasana hati bergaul, humor dan pesona. Dalam sebuah lingkaran orang-orang terdekatnya, INFP menjaga kesejahteraan emosional orang lain, menghibur mereka bila dalam kesulitan. INFP lebih memilih untuk menjadi fleksibel kecuali ketika peraturan mengikatnya. Mereka sering dapat mempengaruhi pendapat orang lain melalui kebijaksanaan, diplomasi, dan kemampuan untuk melihat sisi berbagai masalah.
INFP mengembangkan wawasan melalui refleksi, dan mereka memerlukan banyak waktu sendirian untuk merenungkan dan memproses informasi baru. Sementara mereka dapat cukup bersabar dengan sesuatu yang kompleks, mereka umumnya bosan dengan rutinitas. Meskipun tidak selalu terorganisir, INFP sangat teliti tentang hal-hal yang mereka nilai. Perfeksionis, mereka mungkin memiliki kesulitan dalam menyelesaikan tugas karena tidak dapat memenuhi standar tinggi mereka.
INFP adalah tipe kreatif dan sering memiliki bakat untuk bahasa. Sebagai introvert, mereka mungkin lebih memilih untuk mengekspresikan diri melalui tulisan. Mereka memiliki bakat untuk simbolisme, mereka menikmati metafora dan similes. Mereka terus mencari ide-ide baru dan beradaptasi dengan baik terhadap perubahan. Mereka lebih suka bekerja di lingkungan yang menghargai karunia-karunia dan memungkinkan mereka untuk membuat perbedaan positif di dunia, sesuai keyakinan pribadi mereka.
Ringkasan: idealistik, setia pada nilai-nilai mereka dan untuk orang-orang yang penting bagi mereka. Ingin kehidupan eksternal yang kongruen dengan nilai-nilai mereka. Penasaran, cepat untuk melihat kemungkinan, bisa menjadi katalis untuk menerapkan ide-ide. Berusahalah untuk memahami orang dan untuk membantu mereka memenuhi potensi mereka. Beradaptasi, fleksibel dan menerima kecuali nilai mengancam mereka.
Kata kunci: Tujuan, kreatif, orang dengan keterampilan, beradaptasi, pembujuk yang lembut.
Karir pekerjaan: Konselor, psikolog, pekerja sosial, artis.

Selasa, 15 Mei 2012

Mencirikan Tipe Belajar Seseorang


Seperti Anda ketahui bahwa di dalam gaya belajar terbagi menjadi 3 macam yaitu, visual, audio dan kinestetik. Nah, setiap tipe tersebut mempunyai ciri kahsnya masing-masing termasuk didalamnya dalam hal berbicara. Sudah tahukah Anda bahwa apa yang Anda ucapankan merupakan sebagian cermin dari tipe gaya belajar Anda. Simak ciri-ciri gaya belajar Anda ditinjau dari sudut pandang "ucapan dan kata-kata".

1. Orang Visual. Orang visual kebanyakan akan mengunakan kata-kata dan gaya ucapan seperti berikut ini :
> tampak bagi saya
> pandangan menyeluruh
> melihat sekilas
> nyata-pasti, tidak diragukan
> pandangan yang kabur
> tepat, pas
> mempunyai ruang lingkup tetang sessuatu
> gagasan yang samar
> dalam cahaya
> secara pribadi
> dalam pandangan
> mirip
> citra diri
> mata hati
> indah bagai lukisan
> melihat
> menurut pandangan saya
> pandangan sempit
> cuaca kelihatan cerah
> pamer
> visi lurus
> kelihatannya menyenangkan
dan sebagainya yang mengindikasikan hubungan dengan visual

2. Orang Auditorial. Berikut kata-kata yang cenderung mereka gunakan serta gaya pengucapannya :
> Mendengar dengan seksama
> Kedengarannya menyenangkan
> menyeru
> jelas bagai bunyi bel
> diungkapkan dengan jelas
> dijelaskan dengan terperinci
> pendengar yang baik
> dengarkan baik-baik
> dengarkan aku
> mendengarkan suara-suara
> pesan yang tersembunyi
> percakapan membosankan
> jelas dan tegas
> terus terang
> mengoceh seperti burug
> mengingat akan sesuatu
> mengatakan yang sejujurnya
> mendengarkan atau tidak mendengarkan
> tak mendengar tetang sesuatu
> menyuarakan pendapat
> menurut saya
> selalu dalam batas pendengaran

3. Orang Kinestetik
> rajin
> mempersingkat hingga
> utnuk menghemat waktu
> berpikir serius
> menyebar kemana-mana
> bisa merasakan
> bagai disamabr halilintar
> terasa sekali
> berhubungan/kontak
> menagkap alur
> bertahanlah
> tahanlah
> pemarah
> berterus terang
> mengatur
> sangat rapi
> menyimpangkan pikiran
> saya
> mulai dari awal
> pendiam
> berahasia, tidak jujur, curang

Nah, termasuk tipe manakah Anda? Jika Anda didunia kerja, penting sekali untuk mengenali tipe belajar orang lain. Terutama orang yang menjadi sasaran presentasi Anda. Mengapa? Karena ini akan sangat membantu Anda sekali untuk menghasilkan presentasi yang paling efektif. Selain daripada itu, orang atau atasan Anda akan lebih cepat memahami maksud dari presentasi Anda. Dan peluang untuk diterima pun semakin besar. Apalagi materi presentasi Anda sangat bagus.

Ada juga lho terkadang materi presentasinya bagus tetapi justru tidak diterima. Mungkin salah satu penyebab kegagalan tersebut adalah kurang efektifnya presentasi yang Anda lakukan. Atasan Anda mungkin tidak memahami maksud Anda. Saya teringat akan salah satu petuah "niat yang baik jika tidak diiringi sarana yang baik, maka yang terjadi hanyalah kehancuran". So, remember gaya belajar atasan/gaya belajar orang yang dipresentasikan = presentasi efektif = peluang untuk diterima. Good Luck. Semoga bermanfaat.

Sabtu, 12 Mei 2012

HIPNOSIS


Hipnosis berasal dari kata “hypnos”,  nama dewa tidur orang Yunani Kuno. Kata “hypnosis” pertama kali diperkenalkan James Braid, seorang dokter dari Inggris  (1795 – 1860). Menurut American Psychological Association bahwa  hipnosis adalah  a cooperative interaction in which the participants responds to the suggestions of the Hypnotist.  Hipnosis merupakan salah satu teknik yang digunakan di lingkungan dunia psikologi dan medis untuk kepentingan terapi, terutama untuk  mengurangi rasa sakit dan kecemasan. Seperti yang dilakukan Freud, penggagas utama aliran psikoanalisa, yang banyak  menggunakan teknik hipnosis untuk kepentingan pengobatan kliennya.
Saat ini di Indonesia hipnosis menjadi sangat populer, terutama setelah banyak digunakan untuk kepentingan hiburan, khususnya dalam atraksi sulap, sebagaimana sering kita saksikan dalam tayangan televisi, misalnya atraksi.yang diperagakan oleh Romy Rafael, Uya Kuya  dan para pesulap lainnya. Belakangan  ini hipnosis semakin banyak dibicarakan orang, yang seolah-olah  dikaitkan  dengan berbagai tindakan kejahatan.
Terkait dengan cara kerja hipsosis, menurut  John Kihlstrom, “The hypnotist does not hypnotize the individual. Rather, the hypnotist serves as a sort of coach or tutor whose job is to help the person become hypnotized”. Dari pernyataan ini tampaknya cara kerja hipnosis sangat bergantung pada kesiapan dan kerelaan dari orang yang dihipnosisnya.
Setiap individu mempunyai pengalaman hipnosis yang beragam, beberapa orang mengatakan bahwa selama dalam kondisi  terhipnosis mereka mengalami perasaan relaksasi yang ekstrim.   Di satu sisi ada yang mengatakan  bahwa ketika terhipnosis, segala  tindakannya berada  di luar kesadaran mereka, di lain pihak  ada pula yang mengatakan  bahwa mereka sepenuhnya tetap dalam keadaan sadar.
Hasil eksperimen yang dilakukan Ernest Hilgard terhadap dua kelompok yang terhipnosis dan tidak terhipnosis menunjukkan bahwa  hipnosis dapat mengubah persepsi seseorang.  Dalam eksperimen tersebut, kedua kelompok diminta untuk meletakkan tangan ke dalam air es yang dingin dalam waktu beberapa menit.. Ketika mengangkat kembali tangannya, kelompok yang tidak terhipnosis merasakan rasa sakit di tangannya, sementara mereka yang  terhipnosis mampu mengangkat kembali tangannya dengan  tanpa  mengalami rasa sakit.
Sementara itu, pengalaman pribadi saya, ketika masih bertugas sebagai guru BK di sebuah SMA, saya pernah menangani kasus yang tergolong berat. Karena faktor keterbatasan kemampuan dan kewenangan saya sebagai Guru BK, saya menyarankan klien saya untuk  berkonsultasi dengan psikolog. Rupanya saran saya pun ditanggapi dengan baik oleh klien saya dan kedua orang tuanya, Tak lama setelah berkonsultasi dengan psikolog, dia bercerita kepada saya bahwa dia mendapatkan terapi hipnosis dari psikolog yang bersangkutan. Dia mengalami perasaan yang jauh lebih lega dibandngkan sebelum mengikuti hipnosis. Namun dari apa yang dia ungkapkan dan dilihat dari raut mukanya, dia tampak seperti  orang yang mengalami kelelahan. Boleh jadi, proses katarsis yang dialaminya melalui hipnosis telah cukup menguras energi psikisnya.
Berikut ini beberapa kegunaan dari aplikasi  hipnosis dalam dunia medis:
  • Treatment  kondisi nyeri kronis, seperti pada rheumatoid arthritis.
  • Treatment  dan pengurangan sakit saat melahirkan.
  • Pengurangan gejala demensia.
  • Hipnoterapi gejala ADHD.
  • Mengurangi rasa mual dan muntah pada pasien kanker yang menjalani kemoterapi.
  • Mengendalikan rasa sakit selama prosedur pengobatan gigi.
  • Membatasi  atau mengurangi kondisi kulit termasuk kutil dan psoriasis.
  • Pengentasan gejala asosiasi dengan Irritable Bowel Syndrome .
Banyak orang berpikir bahwa mereka tidak dapat dihipnosis, namun hasil penelitian telah menunjukkan bahwa sebagian besar orang ternyata dapat dihipnosis (hypnotizable).
  • Lima belas persen orang sangat responsif terhadap hipnosis.
  • Anak-anak cenderung lebih rentan terhadap hipnosis.
  • Sekitar sepuluh persen orang dewasa dianggap sulit atau tidak mungkin untuk dihipnosis.
  • Orang mudah berfantasi jauh lebih responsif terhadap hipnosis.
Beberapa Mitos tentang Hipnosis
Mitos 1: Bila Anda terbangun dari hipnosis, Anda tidak akan ingat apa-apa yang terjadi ketika Anda terhipnosis. Hipnosis memang memiliki dampak yang signifikan terhadap memori. Pasca-hipnosis dapat menyebabkan seseorang melupakan hal-hal tertentu yang terjadi sebelum atau selama hipnosis, namun efek ini sifatnya terbatas dan sementara.
Mitos 2: Hipnosis dapat membantu orang mengingat rincian pasti  tentang kejahatan yang mereka saksikan. Hasil penelitian telah menemukan bukti bahwa hipnosis tidak mengarah kepada peningkatan memori yang signifikan atau ketepatan, dalam hipnosis sangat mungkin tergungkap  hal yang tidak sebenarnya atau terjadi distorsi memori..  Oleh karena itu, data yang terungkap melalui hipnosis  tidak bisa dijadikan sebagai bukti atau kesaksian atas  suatu tindakan kejahatan.
Mitos 3: Anda dapat dihipnosis melawan kehendak Anda. Meskipun banyak diceritakan ada orang yang dihipnosis tanpa persetujuannya, tetapi sesungguhnya hipnosis membutuhkan partisipasi sukarela dari  orang yang yang bersangkutan.
Mitos 4: Orang yang mengpnotis memiliki kontrol penuh terhadap tindakan Anda ketika  Anda sedang  dihipnosis. Orang yang menghipnosis tidak dapat membuat Anda melakukan tindakan yang bertentangan dengan nilai-nilai atau moral yang Anda yakini.
Mitos 5: Hipnosis dapat membuat Anda super-kuat atau hebat. Hipnosis memang dapat digunakan untuk meningkatkan kinerja/penampilan seseorang, tetapi tidak lantas  membuat orang menjadi kuat atau hebat, di luar batas kemampuan fisik yang sebenarnya.
Sumber:
Tulisan ini merujuk dan dikembangkan dari : About com: Psychology. Kendra Cherry, What Is Hypnosis? Hypnosis Applications, Effects and Myths

By :
Free Blog Templates