Minggu, 25 Maret 2012

Arti "BELAJAR" untuk Mahasiswa




B
Bergaul dengan buku setiap hari, rajin ke perpustakaan jangan rajin ke Mall atau diskotic.
E
Enggan untuk nyontek walaupun ada kesempatan. Nyontek berarti mencuri hasil pikiran/pekerjaan orang lain.
L
Latihlah diri belajar untuk mengetahui sesuatu hal, bukan belajar untuk mendapatkan nilai yang bagus
A
Ajak teman untuk mendiskusikan materi kuliah jangan mendiskusikan kejelekan orang lain
J
Jadilah diri sendiri jangan menjadi seperti orang lain, jangan suka meniru orang lain, apalagi meniru/menjiplak tugas teman.
A
Ada waktu manfaatkan sebaik mungkin, jangan menunda untuk menyelesaikan tugas-tugas yang diberikan dosen.
R
Rajin mengikuti kuliah, jangan rajin pacaran melulu


Baca ! Terapkan ! InsyaAllah Sukses ! :D

Jumat, 23 Maret 2012

Pandangan Louis L. Thurstone terhadap Intelegensi


Nama Klompok :


http://1.bp.blogspot.com/-Kwe1KRu-JqA/T2nsz5UK4uI/AAAAAAAAAC8/e9X_HU1iQCc/s1600/images.jpg



Louis Thurstone Leon 1887-1955, lahir pada tanggal 29 Mei 1887 di Chicago.  Seorang pelopor Amerika  dalam psikometri (pengukuran mental). Thurstone lahir di Chicago keturunan Swedia, memperoleh gelar doktor di University of Chicago, dan mengajar di sana sampai ia pensiun ke Chapel Hill, North Carolina Sebelumnya ia pernah belajar sebagai seorang insinyur listrik, dan bekerja dengan Edison pada proyeksi cine, tetapi pada tahun 1914 ia beralih ke psikologi, dan menjadi terlibat dalam produksi tes untuk merekrut tentara dalam Perang Dunia Pertama. Thurstone bertanggung jawab atas rata-rata standar dan standar deviasi dari skor IQ digunakan saat ini, yang bertentangan dengan sistem Tes Kecerdasan awalnya digunakan oleh Alfred Binet. Ia juga dikenal untuk pengembangan skala Thurstone.

Thurstone  produktif dalam pembangunan tes kecerdasan dan karena ia tidak puas dengan definisi  kecerdasan saat ini, ia menerbitkan sebuah buku bijaksana, The Nature of Intelligence (1924). Ini dia didekati dari sudut  biologis. Pada 1930 ia diperebutkan pandangan Charles Spearman intelijen sebagai faktor 'g' (faktor kemampuan umum) yang dimana Faktor ‘g’ berhubungan dengan kemampuan menyelesaikan masalah atau tugas–tugas secara umum misalnya, kemampuan menyelesaikan soal–soal matematika,  Ia mengusulkan bahwa itu merupakan kombinasi dari kemampuan beberapa khas, misalnya pemahaman verbal, penalaran, memori. Dan ia digantikan teknik statistik Spearman mengukur ‘g’ dengan prosedur yang jauh lebih fleksibel dikenal sebagai analisis faktor ganda, yang bisa menangani faktor kemampuan banyak secara bersamaan. Dengan tes utamanya kemampuan mental, dibangun untuk berbagai kelompok  umur, ia bisa mendapatkan profil dari kekuatan masing-masing orang dan kelemahannya. untuk bekerja pada analisis faktor bahwa dia adalah yang paling banyak dikenal, dan itu diterapkan oleh orang-orang  atau pengikut banyak dalam  masalah praktis misalnya :  mengisolasi jenis dibedakan yang utama dari penyakit mental, menganalisis kemampuan persepsi manusia, atau mengembangkan tes baru dari bakat khusus seperti kemampuan mekanis. 

   Louis Thurstone (1887-1955), yang menekankan pada aspek yang terbagi-bagi dari intelegensi. Thurstone menganggap bahwa intelegensi dapat dibagi menjadi sejumlah kemampuan primer. Menurut Thurstone, intelegensi umum yang dikemukakan oleh Spearman itu pada dasarnya terdiri dari 7 kemampuan primer yang dapat dibedakan dengan jelas serta dapat digali melalui tes intelegensi, yaitu :
1.      Pemahaman verbal (verbal comprehension), kemampuan memahami makna kata
2.     Kefasihan menggunakan kata-kata (word fluency), kemampuan memikirkan kata secara tepat seperti penukaran huruf dalam kata, sehingga kata itu mempunyai pengertian lain atau memikirkan kata-kata yang bersajak
3.    Kemampuan bilangan (numerical ability), kemampuan bekerja dengan angka dan melakukan perhitungan
4.    Kemampuan ruang (spatial factor), kemampuan memvisualisasi hubungan bentuk ruang, seperti mengenal gambar yang sama yang disajikan dengan sudut pandang yang berbeda
5.      Kemampuan mengingat (memory), kemampuan mengingat stimulus verbal
6.     Kecepatan pengamatan (perceptual speed), kemampuan menangkap rincian visual secara cepat serta melihat persamaan dan perbedaan di antara obyek yang tergambar
7.     Kemampuan penalaran (reasoning), kemampuan menemukan aturan umum berdasarkan contoh yang disajikan seperti menentukan bentuk keseluruhan rangkaian setelah disajikan sebagian dari rangkaian tersebut.


Selasa, 13 Maret 2012

PSIKOLOGI PENDIDIKAN


 

Psikologi Pendidikan adalah ilmu yang mempelajari bagaimana manusia belajar dalam pendidikan pengaturan, efektivitas intervensi pendidikan, psikologi pengajaran, dan psikologi sosial dari sekolah sebagai organisasi. Psikologi pendidikan berkaitan dengan bagaimana siswa belajar dan berkembang, dan sering terfokus pada sub kelompok seperti berbakat anak-anak dan mereka yang tunduk pada khusus penyandang cacat .
Menurut Muhibin Syah (2002), pengertian psikologi pendidikan adalah sebuah disiplin psikologi yang menyelidiki masalah psikologis yang terjadi dalam dunia pendidikan. Sedangkan menurut  ensiklopedia amerika, Pengertian psikologi pendidikan adalah ilmu yang lebih berprinsip dalam proses pengajaran yang terlibat dengan penemuan – penemuan dan menerapkan prinsip – prinsip dan cara untuk meningkatkan keefisien di dalam pendidikan.
Sementara menurut Ensiklopedia Amerika, psikologi pendidikan adalah ilmu yang lebih berprinsip dalam proses pengajaran yang terlibat dengan penemuan-penemuan dan menerapkan prisip-prinsip dan cara untuk meningkatkan keefesien dalam pendidikan.
Sementara itu menurut Psikologi pendidikan juga merupakan sub disiplin ilmu psikologi. Psikologi pendidikan dideskripsikan oleh E. L. Thorndike pada tahun 1903 sebagai “”middlemen mediating between the science of psychology and the art of teaching”.  Dalam banyak studi, secara singkat, psikologi pendidikan merupakan suatu disiplin ilmu yang mengaplikasikan ilmu psikologi dalam dunia belajar dan guru.
Selain dari pada itu pemahaman Psikologi Pendidikan juga merupakan gabungan dari dua bidang studi yang berbeda.
  1. Pertama adalah psikologi yang mempelajari segala sesuatu tentang pikiran dan perilaku manusia serta hubungannya dengan manusia. Tentu saja tidak hanya mempelajari manusia dalam kesendiriannya, melainkan juga mempelajari manusia dalam hubungannya dengan manusia lain.
  2. Kedua adalah pendidikan itu sendiri atau lebih khusus adalah sekolah. Jadi, sebagai sebuah subdisiplin ilmu sendiri dalam psikologi, psikologi pendidikan memfokuskan diri pada pemahaman proses pengajaran dan belajar yang mengambil tempat dalam lingkungan formal.
Psikologi pendidikan berminat pada teori belajar, metode pengajaran, motivasi, kognitif, emosional, dan perkembangan moral serta hubungan orangtua anak. Selain itu psikologi pendidikan juga mendalami sub-populasi yaitu anak-anak gifted dan yang dengan kebutuhan khusus. Ahli lain menambahkan bahwa psikologi pendidikan berguna dalam penerapan prinsip-prinsip belajar dalam kelas, pengembangan dan pembaruan kurikulum, ujian dan evaluasi bakat dan kemampuan, sosialisasi proses dan interaksi proses itu dengan pendayagunaan kognitif dan penyelenggaraan pendidikan keguruan. Karena berkecimpung di ranah sekolah, istilah psikologi pendidikan dan psikologi sekolah sering dipertukarkan.
Teoris dan peneliti lebih diidentifikasi sebagai psikolog pendidikan, sementara praktisi di sekolah lebih diidentifikasi sebagai psikolog sekolah. Psikologi pendidikan mengambil masalah-masalah yang dialami oleh orang muda dalam pendidikan yang mencakup masalah kesulitan belajar atau masalah emosi dan sosial. Mereka mengambil tugas untuk membantu proses belajar anak dan memampukan guru menjadi lebih sadar akan faktor-faktor social yang berkatinan dengan pengajaran dan belajar. Psikolog pendidikan biasa bekerja di lingkungan sekolah, perguruan tinggi dan di lingkungan pendidikan anak, terutama bekerja dengan guru dan orang tua. Mereka dapat bekerja secara langsung dengan anak (misal memeriksa perkembangan, memberikan konseling) dan secara tidak langsung (dengan orang tua, guru dan profesional lainnya).
Karena harus bekerja dengan manusia, psikolog pendidikan haruslah familier dengan pendekatan-pendekatan tradisional tentang studi perilaku, humanistik, kognitif dan psikoanalis. Mereka juga harus sadar dengan teori dan riset yang muncul dari ranah tradisional psikologi seperti perkembangan (Piaget, Erikson, Kohlberg, Freud), bahasa (Vygotsky dan Chomsky), motivasi (Hull, Lewin, Maslow, McClelland), testing (intelegensi dan kepribadian) dan interpretasi tesnya.
Psikolog pendidikan juga harus mengikuti perkembangan mendadak dari area menejemen kelas dan desain instruksional, pengukuran dan penggunaan gaya dan strategi belajar, penelitian dalam metakognitif, peningkatan aplikasi pendidikan jarak jauh, dan perluasan dari pengembangan dan aplikasi teknologi untuk tujuan instruksional. Karena akan bekerja dengan pendidikan, seorang yang mempelajari materi ini perlu memperhatikan hal-hal berikut.
  • Proses perkembangan siswa – proses ini tentu saja harus disadari oleh individu yang bekerja dalam pendidikan. Perkembangan siswa – terlebih dalam ranah cipta – dengan segala variasi dan keunikannya merupakan modal siswa untuk belajar, apapun halnya.
  • Cara belajar siswa – dalam hal ini berkaitan pula dengan kesulitan-kesulitan yang dialami siswa dalam belajar.
  • Cara menghubungkan belajar dan mengajar
  • Pengambilan keputusan untuk pengelolaan proses belajar mengajar.
Metode yang digunakan dalam psikologi pendidikan adalah
1. Metode eksperimen
Dalam psikologi pendidikan, metode ini digunakan untuk menguji keabsahan dan kecermatan kesimpulan yang ditarik dari penelitian dengan menggunakan metode yang lain.
2. Metode kuisioner
3. Metode studi kasus
Digunakan untuk memperoleh gambaran rinci tentang aspek-aspek psikologi siswa atau sekelompok siswa. Studi ini biasanya diikuti oleh studi lain yang berskala lebih besar untuk mencapai generalisasi hasil tes. Mengapa demikian?  Kesimpulan hasil studi kasus dihasilkan dari penelitian terhadap sejumlah kecil subjek yang tentu saja akan sulit untuk dijadikan sampel dari sebuah populasi yang besar. Lazimnya, fenomena yang diselidiki dengan metode ini diikuti terus-menerus dalam kurun waktu tertentu. Bahkan, tak jarang diperlukan waktu bertahun-tahun untuk menghimpun data.
4. Metode penyelidikan klinis
Hanya digunakan oleh ahli psikologi klinis atau psikiater pada mulanya. Namun, seiring dengan perkembangan jaman, dimulai oleh Jean Piaget, metode ini digunakan dalam ranah pendidikan. Sasaran utama penggunaan metode ini adalah untuk memastikan sebab-sebab kemunculan ketidaknormalan perilaku siswa.
Itulah tadi beberapa pengertian Psikologi pendidikan dalam beberapa pendapat para ahli dan juga tentunya dari beberapa sumber yang dirangkum menjadi satu artikel diu merahitam ini. Semoga bermanfaat, wassalam. :D




Sabtu, 10 Maret 2012

Kewajiban mahasiswa memiliki e-mail dan blog pada mata kuliah pendidikan

Kewajiban mahasiswa memiliki e-mail dan blog pada mata kuliah pendidikan.


Tanggapan mengenai hal di atas :
            Sistem seperti ini pastinya akan menimbulkan dampak positif dan dampak negative. Bisa juga kita katakan bahwa pasti ada pro dan kontra mengenai hal di atas. Maka dari itu kami akan menguraikan dahulu sisi negative dan sisi positifnya.
·         Sisi positif :
1.      Komunikasi akan lebih bersifat fleksibel atau transparan, bisa dilakukan dimana saja dan kapan saja.
2.      Memahami penggunaan tekhnologi secara universal, jadi kita tidak hanya mengetahui apa saja yang ada dalam tekhnologi itu , tapi kita juga bisa menggunakannya seiring perkembangan zaman.
3.      Mengubah cara berfikir mahasiswa kalau ilmu itu tidak harus secara formal di dapat, tapi ilmu itu bisa kita dapatkan darimana saja,walaupun ilmu itu sudah jauh dari lingkungan kita , tapi bisa kita jangkau melalui tekhnologi seperti internet.
 
·         Sisi negative
1.      Dengan membuat e-mail dan blog , maka kita akan berurusan dengan dunia internet, untuk mengakses internet tersebut kita membutuhkan media yang memadai untuk penggunaan tekhnologi tersebut,maka dampak negative yang timbul adalah munculnya kesenjangan social dimana tidak semua orang bisa memiliki media yang memadai tersebut. Maka dari itu akan berbeda intensitas informasi atau ilmu yang didapat dari orang yang memiliki media yang memadai dengan orang yang belum bisa memiliki media tersebut.
2.      Dana . dana adalah salah satu penunjang dengan kita menggunakan system ini. Jika dana kita tidak ada untuk membeli , seperti pulsa, maka kita bisa saja tertinggal dengan teman kita yang sudah mengakses informasi terlebih dahulu.hal ini juga berkaitan dengan dampak no.1
3.      Karena bersangkutan dengan dunia internet , bisa saja mahasiswa memperoleh ilmu yang salah seperti , mahasiswa  terdorong  untuk membuka situs-situs yang sebenarnya dilarang untuk dibuka.



Penggunaan teknologi itu memang sangat penting apalagi dunia belum berhenti berputar, karena dari itu kita harus membangun jiwa klasik kita untuk menyetarakan dengan perkembangan zaman. Apalagi pendidikan sangat seiringan dengan perkembangan tekhnologi. Mau tidak mau jika kita memang berniat untuk menjadi orang yang berpendidikan maka kita harus mengikuti perkembangan tekhnologi yang ada, walaupun akan ada dampak negative yang muncul. Tapi kita bisa meminimalisasikan dampak itu dengan mengoptimalkan kinerja kita untuk memperoleh ilmu sebanyak banyaknya. Menurut kelompok kami hanya ini pendapat yang bisa kami sampaikan. Kami sadar masih banyak kekurangan yang terkandung didalamnya, kurang dan lebih kami mohon maaf, terimakasih sudah melirik dan membaca postingan kami *sering berkunjung ya*


Resi Pratiwi(111301012)
Ajeng Diah Andhini (111301024)
Devi Ramadana (111301026)

By :
Free Blog Templates